Malam 1000 Komeng
Seribu atau 1000 mempunyai banyak makna yang sering dipakai dalam perhelatan kecil ataupun besar dalam kehidupan ini. Diriku tidak tahu asal muasalnya kenapa harus 1000.
Bisa jadi berangkat dari malam 1000 bulan, yang kemudian diaplikasikan kepada ritual-ritual lain dalam dunia renta ini.
1000 dipakai sebagai nama tempat, sebut saja Candi Sewu, Lawang Sewu, Pulau Seribu.
1000 dipakai untuk perayaan, misalnya 1000 hari wafatnya si A atau 1000 hari pendaratan Normandia.
Pada jaman pergerakan dulu, pendahulu kita mempunyai jargon ‘gugur satu tumbuh 1000’.
Bahkan orang Jawa pun akan meminta 1000 jika ingin permisi atau ijin. Nuwun sewuuu…
1000 perak juga berarti anggaran makan padangku waktu jaman perjuangan meng-copas ilmu dari mulut dosen ke otakku.
Waktu itu, sepiring nasi padang plus gulai harganya 1000 perak. Jika gulainya dipisahkan ke dalam mangkuk harganya menjadi 1200 perak. Namun jika kita taruh gulainya dulu ke dalam piring, kita tutupi rapi dengan nasi, ditimpa lagi dengan sayur, sambal, dan kuah rendang, kasir akan memberikan harga 400-500 perak saja. Tentu saja dengan effort diriku harus mengekspresikan muka ala Mr.Bean 😀
Ribuan juga dikonotasikan sebagai ’banyak sekali’.
Diriku yang selalu ndomblong bin takjub dengan kekayaan seseorang akan berucap,”wuiiihh… duite ewon…”, seraya ngacai ketes-ketes…
(ewon peralihan bentuk dari ewu-an, sewu-an, atau ribuan). Padahal nominal duit 1000 sekarang bisa dapat apa?
Eh, kok jadi bergaya kontennya Guskar, ya. 😐 Nuwun sewu, Gus.
Begini, semalaman di sela-sela mendesain brosur untuk promo, diriku menanti dengan dagdigdug komeng yang masuk di delenger ini.
Sudah 998 komeng. Diriku berharap pada saat 1000 bisa mengcapture-nya, lalu membuat postingan khusus untuk isi komeng di urutan tersebut, sebagai penghargaan simbolis bagi para tamuku.
Tunggu demi tunggu, berharap-harap cemas tidak terlewatkan. Semoga komengnya tidak terlalu berat untuk dijadikan bahan postingan.
Menunggu malam 1000 komeng di udara gerah ini sangat menjemukan, hingga akhirnya diriku terlelap.
Paginya…
Pyuhhh… syukurlah. Pas di 1000 komeng. Kalo Pakdhe Cholik datang kepagian tentu sudah terlewatkanlah 1000 ini. 🙂
Dan
komeng ke-1000 adalah dari Kang Acha :
jadi mas noe.. delenger itu artinya apaan ya ..? sy dah coba cari di KBBI ga ketemu nih, apalagi di kamus basa Sunda yg ada di memori otak ini… hihi..
Acha – Juli 24, 2009 at 12:57 am
Kok pas banget, di komeng ke-1000 ini, arti delenger ditanyakan. Thanks berat Kang, sudah memudahkan postingan ini.
Delenger sebetulnya dari kata dlenger atau jika dibaca coro jowo : ndlenger… (ada tambahan ’n’ di depannya). Yang pakar basa jawa tolong mengoreksi.
Padanan kata dalam bahasa Indonesia tidak ada, atau bisa jadi karena penguasaan kosa kataku yang sempit. Apalagi kalo dicari dalam kamus bahasa Sunda.
Deskripsinya begini.
Dulu, pasar malam di kotaku menjadi acara yang paling kutunggu-tunggu, mengingat jaman dulu belum ada mall yang buka sampai malam. Pergi di malam hari merupakan sesuatu yang sangat istimewa sekali. Apalagi pergi ke tengah keramaian pasar malam yang penuh dengan lampu kerlap-kerlip, berbagai jenis mainan, serta riuh rendah kerumunan. Badut dan atraksi akrobat menjadi favoritku.
Sering di pasar malam itu, diriku-kecil secara tak sadar menggandeng tangan orang lain yang kukira ortuku sendiri. Atau tahu-tahu nyasar jalan sendirian. Rombongan keluarga jalan ke arah mana, diriku ke arah mana.
Atau tanpa sebab apa-apa, diriku tersandung, jatuh, berdarah. Atau mukaku nyungsep ke pantat orang. Kejedug pintu bianglala. Kejeblos ke dalam got. Hampir tersambar kereta kelinci.
Jika aku melakukan itu, maka setiap orang akan berseloroh,”ooo… ndlenger.”
”Makanya jangan ndlenger…”
Begitu, Kang Acha. Asal mula dari delenger. Silakan dicari padanan kata Indonesia atau Sundanya. Boleh juga diaksenkan dengan logat barat, malah bagus.
Malah keren. 😀
Selamat merayakan 1000 komeng buat diriku.
Terimakasih kepada yang sudi mampir dan komeng di sini.
Salam sukses untuk semuanya…
Tag: blogwalking, delenger, komentar
You can comment below, or link to this permanent URL from your own site.
Juli 24, 2009 pada 1:08 pm
Horeeenn….. serebu satu pertamaxxxx… dulu ahhh
Salam hangat, Haniifa.
Juli 24, 2009 pada 1:13 pm
Keduaaxxxx…
semangat tenan 😀
Juli 24, 2009 pada 1:15 pm
Siapa tahu dapat award 1001 macam…
#duh mudah-mudahan ajah… hehehe#
Juli 24, 2009 pada 7:28 pm
Wahhh… asiek nehhh, dapet angka kiu-kiu 😀
Thx, berat @Kang.
Juli 24, 2009 pada 8:59 pm
pertamaaaaaaaaaaaxxxxxxzzzzz
Juli 31, 2009 pada 11:26 am
pertamazzzzzzzzzzxxxxxxxxxxx
Juli 27, 2009 pada 5:44 am
Bang Wisnu, apdet yuk, ini kan udah lebih dari 1001 mimpi kan? Jangan kelamaan entar kebacut.
===
Kabar : Istrinya Guskar meninggal mas, silakan tilik 🙄
Juli 27, 2009 pada 4:33 pm
piye to iki, kok ngoyoworo britane… 😀
Juli 24, 2009 pada 1:47 pm
saya ini komeng ke berapa ? 😀
ooo ndelenger itu smacam .. ngelamun, ngayal gitu kali yak ?
salam !
Juli 24, 2009 pada 2:01 pm
waaah..nyesel gak bisa jadi yg ke-1000. *ngarep dapet mug cantik* 😀
Juli 24, 2009 pada 2:33 pm
coba di buat sayembara…
saya kasih komeng yang banyak deh biar bisa jadi juara..
ehehehe…
Juli 24, 2009 pada 2:39 pm
wooWw pantas pada saat berkomen pd waktu itu… perasaan nyaman bgt dan semangat begitu menggebu … ternyata menjadi komen yg ke-1.000, yg berdasarkan fakta2 dlm tulisan ini angka 1.000 itu istimewa…..
terima kasih mas ~noe~ ….
sepertinya delenger yg dimaksud serupa dgn lenger (kata sifat) dlm bhs Sunda tuh… pakar bhs Sunda silakan dikoreksi ya…
Juli 24, 2009 pada 2:49 pm
sewu kutha (seribu kota) sudah saya jelajahi, jarang yg memakai istilah ndlenger, ini bahasa lisan, bhs pergaulan. seperti artikel ini, ndlenger pun bermakna 1000 arti ..jiahaha… 😀
Dlenger → Ndlenger = meleng, tidak hati-hati, tidak memperhatikan, tolahtoleh kirikanan (dalam berjalan, menyeberang, atau mengendarai), dan sebut saja tindakan lain yg serupa itu (masih ada 996 istilah lagi).
pertama kali baca blog yg namanya “delenger” saya penasaran, dan untuk yg pertama kali pula saya komeng di postingan yang berjudul nasionalisme jeruk.
siapun berhak makan jeruk. hati-hati kalo ngupas jeruk mas. kalo kulitnya terkelupas dengan hentakan cukup keras dengan kuku-jari, airnya bisa muncrat, kena mata bisa terasa sangat perih. apalagi jeruknya masih kemampo, kecut, makin perih saja di mata.
ayo bangkit dari kelenaan jerukisme… kita masih punya jeruk bali, jeruk pontianak, jeruk tawangmangu, kenapa mesti jauh2 mencari jeruk bangkok atau jeruk swiss.
tau nggak apa jawaban yg punya blog?
@guskar
wah, terus terang aku ngga nangkep arahnya ke mana ini pak dhe. kaya di blognya saja, penuh dengan wacana ndremimil jahil
ilmuku belum nyampe kali ya 😦 <– pake ini lagi!
jebulnya, org dlenger ketemu dlenger yg lain omongannya nggak nyambung blas…
btw, selamat berpesta seribu komeng.. dng hiburan kompor meleduk punya guru Wandi…
Juli 24, 2009 pada 3:02 pm
wooWw pantas pada saat berkomen pd waktu itu… perasaan nyaman bgt dan semangat begitu menggebu … ternyata menjadi komen yg ke-1.000, diblog istimewa ini…..
terima kasiiiih mas ~noe~ ….
semoga sehat selalu
Juli 24, 2009 pada 3:05 pm
wah saking semangadnya komengku mbrudul gini ya… maafkan… dan harap maklum.. yaaaaa…
Juli 24, 2009 pada 3:06 pm
Selamat siang delenger, seru..baca tulisannya, sempat terbawa ke alam biru, Seribu juga diibaratkan dengan lambang puncak kejayaan, keindahan di pulau seribu, selametan seribu hari, hati-hati menginjak kaki seribu, dalam nuansa seribu bulan, seribu lilin menyala, Yachh pokoke asal nggak keblinger/delenger. Okay terima kasih inspirasinya. God Bless You Always…c..u…
Regards, agnes sekar
Juli 24, 2009 pada 3:27 pm
ooohhh, gitu artinya … selamat atas komen ke 1000-nya, smoga delenger tetap jaya 😀
Juli 24, 2009 pada 4:04 pm
delenger itu artinya jangan meleng hehehe.
*sok ngerti jawa*.
keep focus 😀
Juli 24, 2009 pada 5:43 pm
wah wah wah SELAMAT ya Mas…..
Komen saya sudah berapa ya,. lihat bentar..Eh ..ternyata sudah 4752 komentar hingga detik ini hohohohoo….
Kebanyakan balasnya sich
Salam semangat Bocahbancar
Juli 24, 2009 pada 7:23 pm
haddiirr…
menunggu sampe komenx yang ke 1000 opo nggak mblenger tho mas? hehehehe…
btw, selamat selamat…
cu…
Juli 24, 2009 pada 8:54 pm
Waduuuh makasih nasi padangnya yaaa maaasssss
Juli 24, 2009 pada 9:01 pm
Waaaakaakakak.. semangat tempurrr jangan meleng yaaaa
Salam Sayang
Juli 24, 2009 pada 9:13 pm
Selamat menuju komentar ke 2.000.
Semoga tetap pertahankan kendelengerannya…
Juli 24, 2009 pada 10:53 pm
Selamat mas, sampean layak untuk mengejar posting ke-1000 ne. Kapan yo? 🙄 Tak tunggoni, tak enteni karo nglaras campursarine. 😀
Juli 24, 2009 pada 11:06 pm
1.000 kutha diambil Didi Kempot. 1.001 malam diambil Saddam Husein. Lha nek kamar 1.808 sopo yang ambil? Ada yg mau?
Juli 24, 2009 pada 11:15 pm
@Bibit m
Hayooo sopo sing neng kamar 1.808 ?!
Terka dunk…. –::duarrrr::
Juli 25, 2009 pada 12:07 am
(menambahkan) ada juga istilah….tinggi gunung seribu janji….
selamat bos untuk komeng ke 1000-nya. ndelenger itu sama kaya meleng ya…
semoga selalu ndelenger…! (lho?)
Juli 25, 2009 pada 3:10 am
keren and salut sudah 1000 🙂
salam kenal…
Juli 25, 2009 pada 3:37 am
wew… ternyata di sini ada juga ritual malam 1000 komeng, hehe … mas noe bisa saja nih!
Juli 25, 2009 pada 9:10 am
uakeh tenan wis sewu komen.
mugo-mugo sukses nganti 2000 koyo komentare pak Mar.
Juli 25, 2009 pada 10:13 am
wah, kalo gitu diriku juga harus merayakan MALAM SERIBU SPAM , hehe
Juli 25, 2009 pada 11:15 am
wah, keren. komengnya udah seribu.. hehe..
selamat, paman!
Juli 25, 2009 pada 1:39 pm
Waaaakaakakakak.. hadiahnya mana boooossss
Juli 25, 2009 pada 3:43 pm
Sampai sekarang aku masih punya dosa ama rumah makan padang di simpang dago, ceritanya kalo makan nasi rendang, aku ngambil rendangnya sampai 5-7 potong, lebih banyak daging dari nasi [ karnivora abis hehehe ] pas di kasir aku bilangnya “nasi rendang!” tanpa bilang jumlahnya berapa, waktu itu cuman 5ribu, wekeke. Sampai sekarang kepikiran mulu :p
mmm.. Kayaknya dlenger antara clumsy dan konyol gitu ngga ya? Atau ridiculous? Hehe, atau diambil rasa bahasanya aja ya? :p
Juli 25, 2009 pada 4:22 pm
wahhh
selamat yaaa
keren deh
🙂
Juli 25, 2009 pada 6:50 pm
maaf kawan2. karena via hp jadi bisa bw sekaligus komeng. replynya juga langsung segerombol aja 🙂
@bocahbancar
hebat. tinggal mencari adakah yang bisa menginspirasikan.
lanjutkan…
@faza
actually cuma nunggu 2 komeng saja 🙂
damai kang 🙂
@marsudiyanto
welkambek here pakdhe 🙂
@wandi kang guru
keburu WPnya bubar 😀
@bibit & and haniifa
diambil ma mak erot 🙂
@gerrilyawann
tinggi gunung seribu jani artinya apa ya?
selama ini setiap naek gunung ndak pernah2 janji2 sebelumnya 🙂
thanks, bro
@andif
makasih 🙂
@om sawali
sebagai selingan, om 🙂
@endar
2000 ki nanti topiknya apa ya?
sekalian aja 2009 pas ama tahunnya 🙂
@didta
aneh ya
dirimu selalu mengeluh spam
klo di sini hanya beberapa biji aja komeng yg masuk spam.
jangan2 krn bw ke tempat2 aneh 😀
@morishige
selamat juga ponakan
lanjutkan jalan2nya 🙂
@kangboed
hadiahnya pake telepati, kang
ndak pake arti harfiah 😛
@eoin
welkambek, bro
sudah jadi draft ‘anak hilang’, tapi syukurlah ndak jadi dipublish 🙂
hari2 yg berat rupanya.
semoga cepat clear.
lho, si om ini malah ngajari teknik baru makan nasi padang ke kangboed. gawat 😀
@rusabawean
makasih, om
Juli 25, 2009 pada 8:25 pm
ada kelemahan dalam bahasa Indonesia untuk bisa mengucapkan huruf vokal dalam bahasa Jawa.
huruf e bisa dibaca seperti megucapkan e pada telor…
atau huruf e bisa dibaca seperti mengucapkan e pada tempe…
atau satu lagi.., huruf e dibaca seperti mengucapkan e pada tembok atau teh…
delenger…, seperti umumnya orang jawa yang suka ngasih bonus dengan memberi imbuhan diawal layaknya Bandung dibaca mBandung, maka delenger pun ditambah dengan awalan n-delenger dengan huruf e dibaca seperti mengucapkan tembok.
demikian anak-anak pelajaran bahasa jawa ancur pada hari ini… jangan lupa PRnya dikerjakan…
nb. kalau mas noe sering ndelenger karena kalau jalan matanya jelalatan ngelihatin cewek…
wakakakakakakak… 😀
Juli 25, 2009 pada 9:00 pm
hehe… ada2 aja..
Juli 26, 2009 pada 12:10 am
kirain isinya kayak film aladin gitu… dongeng 1001 komeng, eh.. malam 😀
Juli 26, 2009 pada 5:03 am
1000?ngumung²..katanya uang Seribu bkalan hilang iah?dgnt ma 2000?jadi ntar t0pik.a ab0ut 2000 ajahh..hehehe
Juli 26, 2009 pada 5:28 am
Dengan hormat disertai rasa bangga dan penghargaan yang tulus, saya sampaikan kepada anda Your Blog is the Best Award. Semoga award ini bisa memacu semangat untuk meningkatkan kualitas blog dengan artikel yang menarik dan bermanfaat.
Award tersebut dapat dilihat dan diambil di blog saya pada artikel berjudul ” Your Blog is the Best Award”, yang saya terbitkan tanggal 25 Juli 2009.
Selamat dan salam dari pakde di Surabaya.
Juli 26, 2009 pada 8:59 am
weleh.. saya yang ke seribu berapa ya.. wekekek..
delenger…. saya ngerti maksudnya tapi gak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. (hayah…)
Juli 26, 2009 pada 11:09 am
Wow..
1000 komen..
Tanpa spam sebiji pun..
Mantap mas..
Pasti ada rahasianya neh..
Gimana ndak bisa ke-index spamer..
Hehehe..
Ajarin dunk mas.. 😀
Juli 26, 2009 pada 8:56 pm
wah gua baru tau tuh bro ternyata angka 1000 memiliki banyak arti ya brohehehe salam kenal ya bro
Juli 27, 2009 pada 12:13 am
tak kiro ki ndelenger ki mlengse adoh seko karep BWAKAKKAKAKA!! *cetho komeng ngarang!*
Juli 27, 2009 pada 5:18 am
Salam kenal,
Postingan malam 1000, rupanya disertai dengan penantian komeng yang keseribu juga, pake selamatan nggak ? biasanya sih kalau yang ke 1000 tuh ada selamatanya, terkecuali kalau nuwun sewuuuu…:D
Juli 27, 2009 pada 2:36 pm
horeeee, seribu!
selamat mas ndlenger
aja ndlenger, mbok kesandung (bisa ora kaya kuwe?)
btw, klo di hitung2, sampeyan utang berapa juta ma penjual nasi itu?
Juli 27, 2009 pada 3:13 pm
berarti diriku ke 1000 berapa neh noe?? ada hadiahnya ga kalau komeng terbanyak
Juli 27, 2009 pada 3:26 pm
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
Juli 27, 2009 pada 3:27 pm
Seribu seratus sebelaaaaaaaaaaaaaaazzzzzzzzz
Juli 27, 2009 pada 3:57 pm
seribu komeng itu gimana rasanya ya?
Juli 29, 2009 pada 7:48 am
Wahh…. itu thohh artinya… bagus tenan…
eh… komennya banyak yuhh pak… ^^
sukses selalu dah ^^
Juli 29, 2009 pada 1:57 pm
asli, setelah baca ini saya liat jumlah komeng saya, dan baru seratus tus… hehehe…
Juli 30, 2009 pada 11:27 am
wow.. cerita mas noe mirip sama kejadian aku.. (dapet bahan postingan neh)
btw, gimana ceritanya bisa balik sama ortu?
Juli 31, 2009 pada 11:24 am
toa itu apa?
Juli 31, 2009 pada 12:41 pm
ohh.. pusat informasi..
panggilan..panggilan buat noe.. wekekek..
Agustus 1, 2009 pada 12:09 am
[…] Inspirasi posting: Tulisannya Mas ~noe~ yang berjudul, Malam 1000 Komeng […]
Agustus 6, 2009 pada 10:35 am
oo..ndlenger thoo.. salam kenal ya.. (manggilnya apa ya?)
September 9, 2009 pada 3:59 pm
Ciiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhhhhhh