Tentang Aku

ini aku
sebut saja wisnoe…
terserah mo manggil dengan sebutan apa
di tempat asalku, aksen penekanannya ada pada suku kata wis…
agak berbeda dengan di tempat aku disekolahkan, stressnya ada pada suku kata nu(k)…
beberapa kawan dari seberang selalu memanggilku dengan lengkap, wisnu…
sedangkan kombinasi dari berbagai macam dialek itu terkolaborasi di villa kami nan megah di kala ilmu masih menjadi suatu kewajiban untuk dikertaskan. masa itu… aaarrghhh… melokangen

namun
sah-sah saja jika ada yang memanggil
ndes…
nda…
dab…
coy…
es…
bro…
kang…
bang…
termasuk makhluk-makhluk mungil yang pernah terobsesikan di benakku
beberapa dari mereka cukup memanggil dengan heh… heh…
berparadoks dengan isyarat usiran

sesekali beberapa panggilan bang**t, ngeh**, telem***ne, sund**, baji***n mampir juga
kadang-kadang ada juga wedhus pesing, waung rakatokan, kirik, kadal buntung, bangkai meong terlontar tanpa ada binatangnya. pas cuma ada aku di situ…

 
satu persatu panggilan seiring pergantian hari-hari yang wajar tanpa terasa
bahwa sesuatu yang revolusioner sedang terjadi
manakala sebutan om, pak, pakdhe, uwa, bapak, panjenengan ndalem
menjadi lebih sering tertangkap di cuping telingaku
baik kanan maupun kiri
kadang kuyakinkan panggilan itu dengan melepas kacamataku
barangkali gagangnya menginterferensi gelombang suara
yang ternyata sami mawon

begitulah
ini aku
sebut saja wisnoe…
terserah mo manggil dengan sebutan apa
di tempat asalku, aksen penekanannya ada pada suku kata wis…