Orang Ketiga
Sinema elektronik atau sinetron yang selalu menghiasi layar kaca hampir setiap jamnya, yang menghiasi wajah culun kita terbuai dengan opera sabunnya, sudah cukup mengubah pola pikir kita sekaligus menempatkan diri kita pada posisi sebagai penonton, sebagai pihak ketiga.
Kita bisa melihat dua sisi yang berhadapan dari kejauhan tanpa ada keharusan untuk masuk ke dalam konflik yang terjadi sehingga membawa kita ke suatu tempat yang nyaman dengan tiadanya konflik yang langsung bersinggungan dengan kita.
Kita bisa memaki tanpa objek yang kita maki itu bisa protes, atau kita bisa mencemooh salah satu pihak, atau paling jauh kita menjadi ikut bersedu sedan manakala objek dukungan kita berada dalam situasi yang tidak bagus. Semuanya hanya cukup dari kejauhan tanpa kita bersinggungan secara tanggung jawab. Hanya masalah perasaan yang masih bisa berkecimpung di dalamnya.
Adab baru ini mempengaruhi pembawaan kita dalam menyikapi setiap isu yang berkembang di seputar negeri ini. Segudang kasus yang tiap hari menyeruak di dalam acara Buser, Pratoli, Headline News, Liputan6, dan lain-lain cukuplah kita sikapi dengan berlagak menonton sinetron. Termasuk juga kasus yang sebetulnya kita bisa memiliki andil di dalamnya.
Kemarin malam, sebelum diriku cabut tralala ke tempat mencari nafkah, mengejar jalur si silvernya kang faza, ada sesuatu yang menarik di running text salah satu tipi swasta.
1. Tari pendet diklaim milik negeri jiran
2. Seorang TKI tewas lagi di negeri jiran
3. Dua WNI tewas di-dor di negeri jiran karena diduga merampok.
Tiga pokok berita berbeda dalam satu siklus running text saja. Tiga-tiganya mengetengahkan tentang semakin terpuruknya kita sebagai bangsa di hadapan tetangga yang sedang berlaku jumawa dengan memperlakukan bangsa kita sebagai budak.
Hati boleh ikut teriris, namun kelakuan kita tidak beranjak dari menonton sinetron saja. Menempatkan diri sebagai orang ketiga membuat kita nyaman hanya dengan bersimpati dan berdoa saja.
Padahal banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai bentuk dukungan dari segelintir orang-orang negeri ini yang teraniaya di sana termasuk budaya kita yang ikut ditilepnya.
Coba tengok di sekitar kita, banyak kepentingan negeri jiran ini yang lalu lalang. Cobalah kita sikapi dengan perbuatan yang bijaksana, tidak melanggar hukum dan aturan, tetapi lebih kepada usaha memperkecil ruang gerak tingkah polah kebijakan negeri jiran itu di sini.
Sangat munafik jika kita merasa bersimpati atau bahkan melakukan demo terhadap kelakuan negeri jiran itu dengan kendaraan yang ber-bbm dan ber-oli-kan petronas, atau bahkan bermerk proton, atau menjadi member di supermarket raksasa kepunyaan negeri jiran itu. Berbelanja rutin di sana untuk ikut donasi kesombongannya. Bahkan berkoordinasi via ponsel juga memakai operator dari negeri jiran itu.
Sebetulnya diriku ingin membuat satu award Bebas Produk Malaysia sebagai bentuk aksi solidaritas berbangsa, namun mengingat terms of service WP sepertinya tidak memungkinkan, diriku cuma bisa berharap dari para narablog untuk bisa melakukan hal-hal yang kecil saja sebagai langkah real solidaritas sesama bangsa melawan negeri jiran kurang ajar itu.
Berharap bisa menempatkan diri kita bergeser sedikit dari sekedar orang ketiga, menjadi pihak yang berperan aktif dalam memperkecil gerak tangan-tangan ekonomi negeri jiran itu di sini. Betapa pun sederhananya.
Perilaku-perilaku kurang ajar dari negeri jiran itu bukan sinetron, maka bangkitlah dari sofa, matikan tipi, dan bertindaklah.
Status menjadi korban dan pihak teraniaya harus bisa dihapuskan, sesegera mungkin.
Explore posts in the same categories: Satire
Agustus 25, 2009 pada 3:53 am
Hehee..senangnyaa jd yg pertama lg 🙂
______
~noe~:
alhamdulillah 🙂
Agustus 27, 2009 pada 3:37 pm
keduaaaaaaxxxxx
Agustus 25, 2009 pada 5:48 am
Sikaaaaaat..
Dah siap angkat cangkul ene..Qxqxqxqx..
____
~noe~:
hehe
semangatnya
tapi tidak terlalu sulit kok, jika memang kita care dengan aktivitas sehari-hari 🙂
Agustus 25, 2009 pada 7:27 am
pesan kapling dulu….
jd “orang ketiga” yg kasih komeng di sini… 🙂
______
~noe~:
hehe, gus
baru ngeh dengan ketiganya setelah baca yang ketiga kalinya 🙂
jangan2 memang pertamaxnya sengaja dilewatkan…
Agustus 25, 2009 pada 7:46 am
baca judulnya tak kira dikau akan ngomyang acara tipi temannya terhemek2 yg judulnya : orang ketiga 🙂
seru juga membayangkan panasnya jakarta-kualalumpur tahun 1961-1966 lalu, rakyat sepertinya bersatu padu dan merapatkan barisan untuk bersama2 melakukan ganyang malaysia.
oke noe, saya akan merapat ke peran aktif itu, nggak sekedar jd org ketiga (meskpn seingat saya belum pernah menggunakan produk2 negeri jiran itu).
sebentar lagi saya akan bilang ke Lastri, supaya stop mendengarkan lagu isabella yg mendayu2 itu… 🙂
______
~noe~:
lagi-lagi judulnya lupa diubah, gus 😐
tadinya pengen tak arahkan ke go green, tapi karena yang lagi hangat adalah tari pendet, akhirnya putar haluan, deh.
rencana ada awardnya, tapi diriku khawatir terkena suspend jika menyebar award yang berisi kebencian thd pihak lain.
syukurlah dirimu sudah tidak pernah menggunakan produk negeri jiran itu. kalo diriku dulu ternyata lumayan juga.
dulu oli motorku pake petronas syntium, termasuk oli sampingnya. di toko-toko tertentu, oli ini yang ditawarkan pertama kali tiap kita ganti oli motor atau mobil. akhirnya diriku bilang : kalo bulan depan masih ada produk malaysia dijual di sini, saya akan pindah tempat ganti oli. (padahal sih sebenarnya karena diriku sudah pindah luar kota :-D)
terus, masih punya walkman sony made in malaysia, untung budaya kaset sudah nyaris punah.
dan dulu sering belanja di supermarket raksasanya (karena relasiku sering memberi voucher belanja mpe jutaan di situ tapi untunglah dgn adanya larangan gratifikasi, diriku sudah ndak punya voucher di situ lagi. jiahaha…)
tapi untuk lagu, selama kita tidak membeli produknya, ya nikmati ajalah.
bagaimana nasionalis dikemas dalam bentuk pragmatis saja 🙂
btw, gaya artikelku kok aneh ya setelah bolak balik tak woco.
opo karena begadangan terus 😐
Agustus 25, 2009 pada 8:07 am
Akhirnya aku dapat “KELIMAX”
Puas-puas!
Jangan-jangan sebentar lagi, Malaysia meng-klaim Indonesia merupakan bagian integral daripada Malaysia.
______
~noe~:
jangan-jangan ada yang mengklaim komentar ini karena datang dari anonim 🙂
Agustus 25, 2009 pada 10:15 am
mereka semakin membabi buta ya bro
bro, aku tak tau apa aja produk negeri jiran itu
info2 in donk
______
~noe~:
ndak terlalu banyak sih, julie
yang banyak di pasaran itu oli, terus supermarket baru hasil akuisisi. lalu ada mobil proton.
ndak banyak kok. makanya seharusnya kita bisa menyingkirkan produk mereka dari sini dengan cara yang elegan.
yang sangat susah adalah salah satu operator gsm besar yang dibeli sahamnya oleh pihak malaysia. orang kita akan jauh lebih kuat pragmatisnya daripada nasionalis. dan sikap mendua ini sudah telanjang bulat kelihatan oleh negeri sebelah, itulah kenapa mereka berani selalu mengusik kita.
Agustus 25, 2009 pada 11:03 am
Bundo juga sakit hati noe.. dan skrg efeknya jadi rada ilfill sama teman” blogger yang dari sana. 😀 **hehhhe, mereka siyh sebenarnya baik..
sungguh itu hanya menunjukkan betapa bodohnya mereka, ga punya apa” yang bisa dibanggakan hingga harus nyuri punya orang lain.. padahal minjem aja baek” yaa..
bodohnya ngakuin tari pendet pula.. masih mending klo yang diakuin tari serampang 12 nya riau.. ga akan ketahuan banget .. **ini akibat terlalu ambisi nipunya..
jadi kapan noe pimpin untuk bunyikan genderang perang?
______
~noe~:
hehe, bundo 🙂
jangan sampai terimbas ke hubungan personal ya…
kayanya ndak perlu genderang perang juga.
karena untuk setiap warga negara yang sadar kebangsaannya, sifatnya adalah fardhu ain.
setiap orang harus bisa selektif dalam beraktivitas sehari-hari agar jangan sampai terkontaminasi produk negeri jiran itu.
tidak perlu berdemo, tidak perlu berorasi, melainkan cukup berangkat dari diri sendiri, seperti halnya kita menghindari produk haram.
eh, kalo perlu genderang perang, diriku pengen itu ditabuh di ngarai sihanouk 🙂
Agustus 25, 2009 pada 11:05 am
ada satu dari teman malaysia bundo mau mengakui.. dan dia benci dengan segala kebobrokan pemerintahannya itu..
______
~noe~:
itu seperti halnya mayoritas warga negara usa yang benci kepada kebijakan politik negaranya, khususnya kebijakan utk timur tengah.
memang yang dimaksud dalam penyebutan kata negara malaysia dalam hal ini adalah pemerintahnya, bukan masyarakatnya.
Agustus 25, 2009 pada 1:06 pm
setuju!!
kalo dipikir-pikir mereka punya apa ya selain menara kembar itu? tak ade…merdeka saje hadieh dari penjajah..
beda ama bangsa kita ini…
🙂
______
~noe~:
mereka punya banyak, yes.
dan mereka ‘beruntung’ dijajah dan dikasih merdeka oleh inggris yang membentuk negara persemakmuran.
jadi meskipun dikasih merdeka, sebetulnya mereka juga masih tunduk kepada persemakmuran itu.
dijamin ekonomi dan keamanannya. makanya kita ndak berani bentrok sama dia karena inggris dan persemakmuran ada di belakangnya
Agustus 25, 2009 pada 1:15 pm
Malingsia..
Truly-maling-asia
Boikot Pariwisatanya
gak ada apa2nya juga
Ganyang!
Ganyang!!!
ugh!
______
~noe~:
hi, ty
mantabs nih militannya
tapi kita tetap harus dingin
dengan langkah kecil kita masing2
seperti tertuang dalam postingan di atas 🙂
Agustus 25, 2009 pada 4:38 pm
ssttt sabar hehehehe.. perlu ketegasan dari pemerintah untuk mengambil sikap dan situ yang tidak ada
salam sayang
______
~noe~:
pemerintah ndak bisa diharapkan, kangboed
karena terikat dengan berbagai aturan internasional
hanya individu masing2 yang masih bisa leluasa bergerak.
makanya, ayo kita mulai, saat ini juga 🙂
Agustus 26, 2009 pada 11:56 pm
hehehhe… nyang ditakuti pemerintah rasanya cuma satu… die takut kalo nggak bisa eksport TKI, TKW en sebangsanya ke Malaysia, kqkqkqkq….
______
~noe~:
ndak ada hubungannya dengan pemerintah lho…
ini sekedar ajakan kepada masing-masing individu yang masih bebas dari tekanan dan kungkungan aturan legalitas internasional 🙂
Agustus 25, 2009 pada 4:42 pm
Romadhan menggetarkan Jiwa2 yang Haus akan Cinta Kasih Allah, sementara Kasih Sayang Allah tiada terbatas. Semoga Menjadi Berkah untuk Semua Saudara2ku wabil khususon Tuanku Pangeran Noe Delenger yang saya Hormati dan Kasihi.
MOHON MA’AF LAHIR & BATHIN DARI KALIAN SEMUANYA…..semoga terbuka untukku sekeluarga.
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
______
~noe~:
salam damai untuk sodaraku sebangsa 🙂
Agustus 25, 2009 pada 5:11 pm
Muga-muga blogke http://www.delenger.wordpress.com iki disisanke karo Malingsia itu, 🙄 hihihi 😆
______
~noe~:
lho kok malah ndongake.
padahal diriku selalu berharap kepada sosok guru yang membentuk moral generasi kecil dalam kewiraannya sebagai bangsa.
tapi kok yang ini beda yaa 😛 😆
Agustus 25, 2009 pada 7:38 pm
Selamat malam Delenger, Dewasa dalam berpikir, dewasa dalam bersikap dan berperilaku adalah sosok yang dibutuhkan oleh negara dan masyarakat pada saat ini. Dalam menjalin hubungan dengan negara tetangga kedewasaan itu penting sekali agar kita tidak mudah terpengaruh oleh keadaan. Keberagaman budaya sering membuat kita salah paham,salah menilai, tidak menghargai karya cipta negara lain, sehingga membuat saling adu argumen. Pikiran yang jernih dan pandai menghargai milik bangsa lain akan menimbulkan hubungan baik dan saling pengertian serta dapat menjaga ketenangan /kestabilan situasi hubungan antar negara, dan akan memperlancar persahabatan. Dengan kepiawean dalam menilai kebudayaan negara lain kita akan memahami karya bangsa lain, Demikian Delenger, semoga apa yang kita pertentangkan negara tetangga dapat bersikap dewasa dengan hal ini. Terima kasih postingannya, Sukses untuk delenger.
Regards, agnes sekar
______
~noe~:
terimakasih, mbak agnes
panjang dan mengena.
tetapi untuk kasus ini diriku sangat tidak setuju dengan pendapat ini.
karena pendirian seperti inilah kita masih bisa dipermainkan oleh bangsa lain.
terlalu sabar dan penurut. terlalu jujur dan naif.
dan ini tidak ada hubungannya dengan beretika dalam berhubungan dengan bangsa lain.
ini sudah cara yang paling jernih, tidak anarkis, tidak lewat demo dan chaos lainnya.
berangkat dari diri sendiri
dari yang kecil-kecil
mulai saat ini juga
salam, mbak agnes
sukses untuk kita semua 🙂
Agustus 25, 2009 pada 8:21 pm
Salam kenal bro…
Daripada budaya kita kena klaim mulu ma malingsial,bagaimana kalo kita klaim balik ke malingsial??
Bukankah dulu Mahapatih Gajah Mada pernah bersumpah dengan nama Sumpah Palapa bahwa Beliau tidak akan pernah makan garam sebelum Nusantara ini bersatu,dan bukankah Negeri Jiran tersebut merupakan salah satu wilayah Nusantara??
______
~noe~:
hahaha
mantabs
isu yang seperti inilah yang pernah mengemuka pada saat timtim dulu.
memang pada akhirnya kekuatan argumentasi dan senjata yang berada di atas segalanya.
legalitas sejarah hanya preketek. jajak pendapat hanya telek lincung.
sayangnya gadjah mada sudah mati, ya 🙂
Agustus 27, 2009 pada 12:00 am
hehehhe.. om raja, tulung cariin patih yang baru yach, trus buat lagi tahta baru, mudah2an di bawah kekuasaanmu, nusantara nyang dulu bisa kembali….
PISS…!!! Kaborrr**********
______
~noe~:
patih jelantik saja 🙂
Agustus 25, 2009 pada 8:40 pm
Malaysia ini terlalu takabur. Apakah dia sudah merasa kuatkah ?
Turut gemes nih, coba ikut berfikir ajakan Kang Noe neh.
Matur nuwun sanget Kang.
______
~noe~:
meskipun diriku jauh dari nasionalis, tapi ini adalah pikiran mendasar dari nasionalis dalam bertindak sehari-hari.
ideologi yang simpel 🙂
thanks, kang
Agustus 25, 2009 pada 8:42 pm
awas ati-ati loh mas, mengko bisa-bisa blogmu juga di klaim meleisye itu loh 😀
______
~noe~:
diklaim nek ono regane yo gapapa, mas 🙂
Agustus 25, 2009 pada 10:08 pm
Sederhananya :
Mulai dari kita…
Mulai dari yang kecil…
Mulai saat ini juga…
Realisasinya: daku pake Telkomflexi asli operator Indonesia 🙂
______
~noe~:
setuju 🙂
tumben serius ik 😛
Agustus 25, 2009 pada 10:46 pm
Huush..jgn sebut merk non,pamali 🙂
______
~noe~:
setuju…
Agustus 25, 2009 pada 10:58 pm
Mas Noe juga sebut merek teh 😀
______
~noe~:
setuju…
[lhoh…]
Agustus 27, 2009 pada 10:20 pm
lagi sadar bro…:) . Daku khan asline seriusan 😛
Agustus 25, 2009 pada 10:46 pm
emang bener, butuh tindakan nyata supaya keadaan berubah. ehm, blogger melempar gagasan, pemerintah menangkap dan menindaklanjutinya.. piye?
______
~noe~:
no no shige…
ini sama sekali ndak melibatkan pemerintah kok.
justru individu warganya yang bertindak sesuai nasionalisme yang dicita-citakan pendiri negeri ini.
simpel kok…
Agustus 25, 2009 pada 10:55 pm
Errrr…
bentar, sedang dinaungi aura negatif neh mas noe
(maksudnya emosi)
Gini, temen2ku kan banyak yang kuliah di sana, dan dari cerita2 yang selama ini aku dengar, ternyata pribumi mereka sedang mengalami krisis etos kerja. Sejauh ini, kesejahteraan bangsa malaysia yang melimpah ternyata membuat mereka malas untuk bekerja. Ada kemungkinan sekitar 20 tahun ke depan, mereka akan mengalami krisis SDM yang berkualitas.
Terus, ini dari apa yang sebenernya aku rasakan, komunitas IT mereka, tidak seberapa dibandingkan dengan Indonesia. Bagusnya, mereka sudah lebih dahulu sadar tentang IT, jadi bangsa kita beberpa tahun ketinggalan. Tapi sekarang sudah beda, setidaknya dibandingkan dengan tahun 2003 lalu, ketika aku pertama kali masuk dunia hitam IT. Sekarang, komunitas IT di Indonesia benar-benar meriah dan luar biasa, melebihi malaysia bahkan singapura. Besar kemungkinan dalam sepuluh tahun ke depan, pekerjaan IT di malaysia dan singapura akan dikuasai oleh orang indonesia. Masih butuh waktu memang, tapi perlahan namun pasti, SDM indonesia di bidang IT mulai diperhitungkan. Industri kreatif ini mulai berkembang. Lebih baik terlambat dari pada tidak kan?
Masalah boikot ini, sebenernya aku sudah mulai sadar sejak setahun yang lalu, tepatnya setelah pulang dari Papua. Di sana, aku melihat bagaimana uang 600 Milyar mampu menciptakan keajaiban dalam hutan belantara. (Bahasanya mungkin capital inflow yah?) Nah, sayangnya, capital inflow yang besar ini, juga diiringi dengan capital outflow yang besar pula. Pejabatnya sering perjalanan dinas luar daerah. Akhirnya, uang yang seandainya dibelanjakan di daerah tersebut bisa memutar ekonomi, gara-gara capital outflow yang juga tinggi, berimbas pada perputaran ekonomi yang melambat.
Sama dengan pembelian produk malaysia, yang artinya juga capital outflow dan itu berakibat perputaran ekonomi dalam negeri ikut melambat. Capital outflow kita berarti capital inflow bagi mereka, dan itu artinya devisa bagi meraka. Ekonomi mereka akan tersumbang oleh uang yang masuk dari pembelian produk2 malay.
Sejak pulang dari Papua, oli motorku sudah menggunakan produk pertamina. Sebisa mungkin, apa yang aku beli tidak mengandung produk luar negeri, salah satunya malaysia.
Semangat nasionalisme sepertinya harus tetap dijaga, setidaknya lewat forum2 kecil seperti ini 🙂
______
~noe~:
:-O
den mas
dirimu membuatku takjub.
dan membuatku kembali ke nalar lagi, tentang bagaimana yu darmi bisa cerdas, atau nardi yang bisa kritis.
tentu saja bisa karena mereka punya juragan yang sangat intelek sekali.
terimakasih tambahannya 🙂
mantabs
Agustus 25, 2009 pada 10:56 pm
wuih, komengku bisa dapat satu posting neh sebenernya
______
~noe~:
hehe
kamsia kamsia…
Agustus 25, 2009 pada 11:00 pm
Nmr selikur ora opo2 …
Namanya juga negara jiran (keji dan tirani) .. ya salah sendiri yg masuk ke sana. Bener kata “Raja Tak Bertahta” klo sebagian wil Malaysia dulu msk Majapahit. Sebenarnya aq mo usul, bgmn klo lagu Indonesia Raya kita ksh aja ke mereka .. wong dah gak dipake. Lha itu, anggota dewan yg terhormat yg ksh contoh!
NB.: Heh .. bener kang, foto di Merapi itu diriku (balaslah di “bibit_oslo@yahoo.com”)
______
~noe~:
wee satire
mengena sekali, kang bibit
temanku yang kuliah di sana banyak cerita bahwa ternyata orang2 sana merasa sangat bangga jika mempunyai trah dari majapahit. heran ya… dosennya ngecuprus tentang kebesaran majapahit dan punggawanya.
tentang gambar itu, diriku sudah email kok belum direply yaa…
penasaran kie
Agustus 25, 2009 pada 11:05 pm
orang ketiga yang benar-benar hanya bisa menatap tanpa daya … ketika bangsa tetangga mencuri aset-aset warisan leluhur …
benar-benar tanpa daya.
Salam Hangat Selalu dari AbulaMedia.com
______
~noe~:
masih ada daya kang acha
sesuai isi postingan di atas 🙂
jangan pasrah dunk…
Agustus 26, 2009 pada 12:12 am
kok gambarnya korban lelaki hidung belang… wakakaaaa
anyway.. pokoknya pemerintah Indo jangan geblek2 amat.
action apa susahnyaa…
bawa pemerintah Malaysia ke pengadilan internasional,,
gugat perdata … 1 Triliun per kasus
kalo ada 10 kasus, jadinya 10 Triliun.
Ditambah Malaysia disuruh nulis Im sori 1000x per kasus
kali ada 10 kaus, jadinya 10000x
nulisnya di koran Malaysia n Indonesia
dah cukup lum yaa??? keren
______
~noe~:
nulisnya bukan di papan tulis kelas? 🙂
pegal
pegal deh
Agustus 26, 2009 pada 2:32 am
Ini kenapa Mas…
Kok Theme nya berantakan kek gini sich…????
______
~noe~:
berantakan gimana ya cah
baru satu komplain.
tapi barusan tak cobain pake akses internet yang lelet, memang jadi berantakan.
kesimpulan sementara itu karena akses yang lemot 🙂
trims masukannya
Agustus 26, 2009 pada 7:21 am
sekali maling tetap maling
eh btw linkku kok belum ada disidni… mau masang link nih ternyata bener jawaban sampean…. ngupil
______
~noe~:
linknya ada di somay, kang woeng
sudah lama tuh 🙂
Agustus 27, 2009 pada 8:16 am
hehehe yang di link yang somay atau yang ini bos?
Agustus 26, 2009 pada 7:45 am
Nah yang jadi persoalan, apa yang harus kita lakukan sebagai Blogger setelah beberapa budaya diklaim oleh negara tetangga…?
Apa kita harhus posting rame-rame menuntut Malaysia…
atau bikin blog rame-rame untuk mengenalkan budaya asli Indonesia…
Mohon sarannya…?
______
~noe~:
sesuai isi posting di atas saja 🙂
coba dibaca dulu
thanks ya sudah mampir
Agustus 26, 2009 pada 11:20 am
Disini terbukti betapa negeri kita ini sedemikian kaya raya nya, sampai2 negeri tetangga yg nggak punya budaya , ngiler pengen ”nyuri” . ( berkali2 pula……)
Sebenarnya banyak yg bisa dilakukan, mulai dr boikot produk mereka, boikot juga perjalanan kesana, dan dr pemerintah kita, cepat dong ditangani, jangan ntar-sok, ntar-sok, sudah berkali2 mencuri, kok ya didiemin………..
Salam.
______
~noe~:
betul bunda
sudah lengkap tambahannya
intinya masih banyak PR kita sebagai bangsa dan berbangsa
salam 🙂
Agustus 26, 2009 pada 2:19 pm
hehehe… lama gak main ke blog ini. sorry om Noe aku lagi sibuk jalan2. soalnya sekarang aku sudah berada di tanah kelahiranku di medan.
oke…oke… komeng panjang2 untuk sekedar simpati gak penting. bertindak!!!!!!
join di
http://www.indonesiabertindak.multiply.com
______
~noe~:
denyar…
itu blog punya siapa?
Agustus 26, 2009 pada 2:42 pm
Jangankan negara lain, masyarakat kita sendiri saja terkadang menyepelekan dan menilai rendah bangsa ini. termsuk saya kadang2. 😉
salam om, pa kabar?
______
~noe~:
baik, om
ke mana aja selama?
positif kah?
Agustus 26, 2009 pada 4:32 pm
ingin ikut bergabung kawan, bukan hanya sekadar penonton setia, lalu apa yang harus kami lakukan?
kenapa ya banyak orang-orang di negara ini yang cenderung lebih memilih berlibur dan berbelanja ke negara tetangga tersebut?
apakah hanya sekadar keinginan untuk menyandang status kebanggaan atau memang tidak bangga dengan kekayaan bangsa sendiri?
maaf kalau tiba2 ikut nimbrung, hati siapa tak kan panas melihat bangsa diinjak-injak…
salam kenal kawan…
______
~noe~:
yang harus dilakukan adalah sesuai isi artikel ini saja.
simpel dan tidak mengeluarkan biaya.
hanya perlu keteguhan hati. sedikit saja 🙂
thanks sudah mampir, sista
Agustus 26, 2009 pada 9:20 pm
wah, ada sosialisasi anti jiran ya..?
semoga yang kita obyektif saja deh, menilai masalah ini.
jangan sampai memusuhi orang-orangnya, tapi pemerintahannya.., sistimnya..,
oya, kan banyak orang-orang jiran yang ngeblog..
kenapa gak diajak share aja… bagaimana pendapat mereka..?
______
~noe~:
terlalu banyak diskusi dan share tidak akan menyelesaikan masalah.
karena ini adalah polah tingkah pemerintahnya, bukan warganya.
narablog malaysia pun tidak akan bisa mempengaruhi pemerintahnya.
coba baca ulang,
sederhana saja yang kita lakukan.
tidak menyalahi aturan dan kode etik bersilaturahmi 🙂
ini adalah sikap dasar pendiri negeri ini. tinggal kita tetap sebagai orang ketiga yang nyaman atau mau berpartisipasi tanpa biaya?
sedikit tapi sudah merupakan sumbangsih yang berarti bagi kita sebagai sebangsa…
thanks sudah mampir 🙂
Agustus 26, 2009 pada 11:50 pm
haddiirr….
malem2 gini mengunjungi sahabat, sekedar mengucapkan terima kasih tak terhingga untuk doa yang telah di panjatkan.. Semoga Alloh membalasnya dengan berlipat lipat…..
Agustus 27, 2009 pada 12:10 am
hhmmm… jujur liat kondisi sekarang terlalu sulit om, ketika nasionalisme cuma slogan saja, pemanis bibir biar dapet juara waktu 17-an 😦
aku juga nggak habis pikir dengan pemerintah, kenapa adem ayem aja sepertinya. malah denger2 skr lagi inventaris apa aja kebudayaan kita itu kqkqkkq… aneh2…
Kalo menurutku, tetangga kita itu dah bbrp kali melakukan hal ini dan dalam waktu yg relatif berdekatan, belum lagi kasus ambalat. harusnya pemerintah kita merasa tercubit kedaulatannya dan menunjukkan tindakan tegas. mulailah kurangi diplomasi2 yg hanya melahirkan kasus itu lagi itu lagi…
tapi entahlah.. itu cuma pemikiran wong bodho selevel aku ini, pemerintahkah punya intelegent yg seharusnya mantap surantap, juga punya pemikir2 nyang luaarr biaassaaa…,
cu…
Agustus 27, 2009 pada 12:31 am
yayaya.. kondisi kita memang memprihatinkan sekali.. maka bagi yang mengerti segera bebenah diri.. eling dan waspada..
salam sayang
Agustus 27, 2009 pada 12:29 am
Para Sahabat mari kita gunakan momentum PUASA RAMADHAN ini untuk mempersatukan RASA.. membentuk satu keluarga besar dalam persaudaraan ber dasarkan CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG.. menghampiri DIA.. menjadikan ALLAH sebagai SANG MAHA RAJA dalam diri.. menata diri.. meraih Fitrah Diri dalam Jiwa Tenang ..
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Agustus 29, 2009 pada 12:01 am
salammmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm kuangeeeeeeeennnnnnnnnnnn…..
kok salam ini nggak mampir padaku ya…
kqkqkqkqkq…………..
Agustus 27, 2009 pada 4:52 am
ajakan yang simpatik, mas noe. sebuah aksi besar akan selalu diawali dg aksi2 kecil. tak hanya sekali dua malingsia melukai hati bangsa kita. tak hanya soal budaya, kedaulatan pun sudah mulai diincar juga. doh!
Agustus 27, 2009 pada 5:28 am
Saya kan udah komeng di sini tomas? 🙄
Agustus 27, 2009 pada 6:55 am
Assalamu ‘alaikum WR, WB
Alhamdulillah! Kita semua masih bisa bertemu Ramadhan 1430 H Tahun ini, Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga kita semua diberi kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan segala perintahNnya, Amiin.
Sahabat! 2 minggu lagi sebuah kontes seo RZSV yang saya ikuti akan berahir. Ada mimpi untuk memiliki sebuah komputer dengan berharap bisa memenangkan kontest tersebut. Saya tahu kontes ini berseberangan dengan idealisme blogger yang seharusnya, namun niatan tulus hanya untuk belajar seo. Jika berkenan sudilah kiranya menempatkan nama Rusli Zainal Sang Visioner di bagian sidebar blog sahabat, dengan link ke blog utama bukan pada Artikel. Seditaknya sampai kontes seo ini berahir, yaitu sampai 12 september saja,Setelah kontes berakhir, sahabat bisa menghapusnya. Bantulah saya mewujudkan impian saya, bantuan backlink dari sahabat sangatlah berarti bagi saya. tiada yang bisa saya berikan sebagai balasan atas bantuan dari sahabat kecuali ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya serta link back sebagaimana tradisi bertukar link.
Wassalamu ‘alaikum WR. WB
Agustus 27, 2009 pada 6:55 am
astaga itu.. foto korban lelaki (hidung) (belang)??
*lirik ke mas noe.. : lihat mas noe belang gak ya? padahal katanya yang belang itu yang nikmat… *jargon iklann*
Agustus 27, 2009 pada 8:26 am
Salam kenal 🙂
tulisan yang bagus 🙂
Agustus 27, 2009 pada 10:56 am
Salam
Yang jelas tingkah negeri jiran ini memang “ngelunjak” dan menggelikan dan sayangnya yang dilunjak juga “gigi taringnya” ga nongol nongol.
cabe deeeh!!!!! 😀
Agustus 27, 2009 pada 11:17 am
walah, tipiku lagi rusak je. mengandalkan internet utk berita2 terhangat. tapi ada hikmahnya juga tipi rusak. jadi ga perlu liat sinetron nyang aneh2.
—
dlu bangsa ini punya harga diri yang tinggi. meski di suatu waktu terkesan seperti sombong dengan proyek2 mercusuarnya.
tapi bangsa ini benar2 punya kehormatan di kala dulu. karena bangsa ini percaya bahwa bangsa ini bisa berdiri di atas kakinya sendiri.
sekarang…entahlah…
ironis memang…
Agustus 27, 2009 pada 2:26 pm
walah, saya udah jadi orang yang kesekian di sini 🙂
Agustus 27, 2009 pada 3:27 pm
Makanya kita harus bangkit agar tak dihina terus oleh bangsa lain. Kita mau gagah-gagahan wong TKw kesana semua, tur nggak mbawa pasport..yaaaa…gimana mau jaga wibawa rek.
Kalau mau gagah ya jangan memble rek.
Salam hangat dari Surabaya
Agustus 27, 2009 pada 3:39 pm
keliatannya kita kudu mulai dari yang kecil2 dulu…
Agustus 27, 2009 pada 6:58 pm
[…] membaca banyak pendapat sahabat, diantaranya Kang Noe, Kang Casrudi dan artikel yang mendorong untuk instorpeksi dari GusKar, saya sendiri cukup […]
Agustus 27, 2009 pada 7:19 pm
heheh iya iyah blue ikutan komanenya sahabat yang pintar pintar dech
salam hangat selalu
Agustus 27, 2009 pada 11:59 pm
CINTAI PRODUK-PRODUK INDONESIA!
Agustus 28, 2009 pada 12:56 am
alhamdulillah pelan-pelan saya sudah memulai Kang he he. Restunya saja. Salam
Agustus 28, 2009 pada 6:44 am
kelakuan dan tindakan mereka memang sangat menyinggung perasaan yang sabar. kadang sampe memicu rasa sakit hati, dan bukan sakit sekali tapi sakit 3 kali.
gimana dunia mau damai kalo sama tetangga aja seperti ini. dasar Malangsia
hidup indonesia!!!
jayalah indonesia raya, indonesia kaya!!!
Agustus 28, 2009 pada 9:04 am
[…] dengan begitu gerak kemajuan ekonomi negara Malaysia tidak mulus, seperti yang dikatakan mas Noe di […]
Agustus 28, 2009 pada 10:13 am
Membuat tulisan di blog yang mengandung esensi nasionalisme support seperti ini,pun merupakan bentuk aksi Positif yang bisa kita lakukan…
PS: gimana kabarnya mas wisnu, lama gak berkunjung makin kereen aja nih blog nya.
Agustus 28, 2009 pada 10:50 am
Kang Noe apa Mbaq Noe sih?… 🙂 salam kenal duyu…
Pesan moral dari postingan ini kalau engga salah “janganlah kita berdiam diri thdp kasus yang sedang dihadapi kita sekarang”. “Berperanlah dengan berangkat dari diri sendiri, hal kecil apapun yang bisa kita lakukan insha Alloh akan ada kontribusi yang berguna buat negeri kita”. “Menjadi orang ketiga atau penonton atau juga penikmat tidak akan terasa nikmat pada saat jagoan/perang yang di bela sedang dalam kondisi tidak baik. Masuklah kedalam jiwa yang dibela kemudian bantu untuk keluar dari akar masalah”. Pada saat masalah kelar kitapun bangga karenanya.
Agustus 28, 2009 pada 2:40 pm
kang..
kapan postingnya?
Agustus 28, 2009 pada 3:15 pm
Huhuhu, tapi Malaysia emang bener2 udah kelewatan…
Dari dulu nggak pernah berubah kelakuannya, ngeselin…
Tapi pemerintah Indonesia juga terlalu lemah….
Terlalu legowo, xixixiix…
Agustus 28, 2009 pada 6:24 pm
bukan karena adik blue sedang berada di rumah suaminya yang (tanpa disengaja) berwarga negara malaysia. bukan karena ponakan bleu yang lucu itu ada di dekapan nenek asli malaysia jika pada akhirnya blue tetap saja bilang pada adik blue agar berhati hati bersikap dan bertutur disana.
salam hangat selalu
Agustus 28, 2009 pada 7:55 pm
setujuuu, mental terjajah jangan dipliara terus. masa dari jaman penjajahan kalah mulu. pas jaman penjajahan kan indonesia selalu kalah kalo soal diplomasi, gitu kok ya mau2nya diplomasi mulu.. pemerintah kita apa ga nyadarin kelemahan dirinya sendiri yang kagak pinter diplomasi yak? malingsial itu harusnya diganyang aja, abis dalam sehari tuh. tentara2na aja endut2 , tanda ndak isa perang.. palingan juga langsung abis dibabat tentara2 indonesia kalo beneran perang..
Agustus 29, 2009 pada 12:03 am
haddiirrr………
selepas waktuku menyepi… mengunjungi sehabat untuk meminum secangkir kopi….
ahaiiiiiiiiiiii… kemanakah sahabat satu ini… sepertinya makin jarang nongol or lagi nyari rumah baru ya….. kqkqkkqq…
keep the fight bro…
cu………..
Agustus 29, 2009 pada 4:13 am
Malaysia tuh maunya apa sih?
Tapi orang indonesia juga salah sih.. piye ya?
Agustus 29, 2009 pada 11:35 am
nice posting noe..
Lam kenal ya.
Musafir
Agustus 31, 2009 pada 4:13 pm
Jaman dulu dalam sejarah ketika, raja tiongkok ingin menaklukkan kerajaan singasari dan mengirimkan utusan menghadap raja singa sari. Setelah menerima berita dari kublaikhan tentang rencana pendudukannya di tanah jawa. Utusan teresebut dipotong kupingnya sebagai tanda protes terhadap raja Mongolia tersebut….ini bukan propokator ..lo.. itu bagian cerita sejarah artinya nenek moyang kita pemberani. Tapi bagi saya bukan berani atau tidak berani…yang jelas cerita mas di atas harus di selesaikan dengan tuntas dan pemerintah harus campurtangan dalam penyelesaian tersebut.
______
~noe~:
dalam kasus ini, pemerintah ndak perlu campur tangan.
ini murni berangkat dari individu kita masing-masing demi negeri 🙂
salam
September 1, 2009 pada 4:50 pm
Kata-katamu benar juga. Memang banyak cara menunjukkan nasionalisme. Salah satunya seperti yang kamu tulis di sini. Simple tapi berarti. Mari berjuang dari yang kecil-kecil dulu.
Tapi ndak ada salahnya juga sambil berjuang dengan jalan seperti yang kamu galakkan ini, kita juga berharap pemerintah melakukan sesuatu agar ndak ada lagi kejadian seperti ini di kemudian hari. 🙂
______
~noe~:
barangkali ini juga berangkat dari sikap kita yang sudah putus asa terhadap pemerintah.
makanya tanpa banyak bicara, masing2 individu bertindak sesuai koridor nasionalisme
thanks masukannya 🙂
salam sukses
Juni 14, 2010 pada 11:18 am
yup bener bgt bgt tuh.gw setuju abiez..ma nih artikel…
Desember 23, 2013 pada 12:06 am
Hi my family member! I want to say that this article is amazing, great written and come with approximately all significant infos. I’d like to look extra posts like this .