Dulu ada masa diriku memasuki tahap di-nol-kan, yaitu suatu bentuk kewajiban mengikuti pembinaan di lingkungan militer dan secara militer. Jika bukan karena keterpaksaan tentu saja diriku ogah 100%. Bagaimana mungkin kulit Lux dan wajah Natasha-ku harus bergumul dengan deru debu?
Di dalam masa orientasinya tentu saja berbagai macam doktrin coba ditanamkan di otakku melalui berbagai acara yang benar-benar menyiksa fisik dan mental.
“Hai, kau!” hardik salah seorang tentara waktu itu.
“Siap!” jawabku sigap.
“Kau pasti benci terhadap tentara. Hayo ngaku !!!”
“Saya lebih benci polisi daripada tentara. Apalagi polisi yang gendut,” jawabku sekenanya sekedar menyelamatkan diri dari push up, guling-guling, atau slulup di selokan.
“Bagus!” tukas tentara itu sembari mrenges cengengesan.
Asem tenan…
Hehe…
Komentar Terbaru